Cranberry Bisa Membantu Meningkatkan Daya Ingat Pada Lansia

Ilmuwan dari Norwich Medical School menemukan bahwa mengonsumsi cranberry selama 12 minggu dapat membantu meningkatkan fungsi memori pada lansia.
Cranberry adalah semak cemara yang tumbuh di habitat basah di wilayah Timur Laut dan Tengah Utara Amerika Serikat.
Secara historis, buah atau daun cranberry digunakan untuk mengobati gangguan kandung kemih, lambung, dan hati, serta diabetes, luka, dan kondisi lainnya.
Saat ini, cranberry paling sering dipromosikan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK).
Penuaan sangat erat kaitannya dengan penurunan kognitif, dan penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pola makan tertentu dapat membantu mencegah atau memperlambat proses ini.
Studi terbaru menemukan bahwa komponen pola makan tertentu—terutama buah-buahan yang kaya (poli)fenol seperti beri—dapat memberikan perlindungan terhadap neurodegenerasi terkait usia.
Neurodegenerasi adalah hilangnya sel-sel saraf secara perlahan dan progresif di area otak tertentu dan merupakan ciri patologis utama penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Namun, dampak cranberry terhadap fungsi kognitif otak pada lansia belum dipahami dengan baik.
Dalam studi ini, tim meneliti efek bubuk cranberry terhadap fungsi kognitif pada 60 lansia berusia antara 50 dan 80 tahun.
Separuh peserta mengonsumsi bubuk cranberry kering beku setiap hari, setara dengan satu cangkir (100 g) cranberry segar, selama 12 minggu. Separuh lainnya menerima plasebo.
Peserta menyelesaikan tes kognitif, termasuk penilaian memori dan fungsi eksekutif.
Fungsi eksekutif mengacu pada serangkaian keterampilan mental yang melibatkan memori kerja, berpikir fleksibel, dan pengendalian diri.
Para peneliti juga melakukan neuroimaging dan menganalisis sampel darah sebelum dan sesudah intervensi untuk menilai dampak asupan cranberry harian terhadap kognisi dan fungsi otak.
Tim menemukan bahwa mengonsumsi cranberry selama 12 minggu dikaitkan dengan peningkatan memori episodik visual pada lansia.
Memori episodik visual manusia luar biasa—sering digambarkan masif, invarian, dan eksplisit—karena dapat menyimpan sejumlah besar objek, mengenali objek meskipun ada perubahan tampilan, dan membedakan objek yang secara visual serupa.
Para peneliti juga mengamati penurunan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) yang signifikan selama intervensi cranberry selama 12 minggu.
LDL, yang terkadang disebut sebagai kolesterol "jahat", merupakan sebagian besar kolesterol tubuh, dan kadar yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, tim menemukan perubahan aktivitas otak di korteks entorhinal kanan pada partisipan yang mengonsumsi cranberry dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Korteks entorhinal, yang terletak di lobus temporal medial, memainkan peran kunci dalam memori, navigasi, dan persepsi waktu.
Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi cranberry setiap hari—setara dengan satu cangkir kecil—selama periode 12 minggu dapat meningkatkan kinerja memori episodik, kadar kolesterol, dan fungsi saraf.
Tim mengatakan penelitian di masa mendatang diperlukan untuk menentukan apakah cranberry dapat membantu mengelola atau mengurangi gejala penyakit otak pada lansia.
Penelitian ini dipublikasikan di Frontiers in Nutrition dan dilakukan oleh Emma Flanagan dkk.