Sssttt... Partikel Mikroplastik Mungkin Diam-diam Telah Merusak Jantung Anda

Selama beberapa dekade, plastik telah mempermudah kehidupan modern. Plastik membungkus makanan kita, menampung minuman kita, dan muncul dalam berbagai produk sehari-hari.
Namun, seiring waktu, plastik terurai menjadi potongan-potongan yang sangat kecil yang dikenal sebagai mikroplastik. Partikel-partikel kecil ini kini ditemukan hampir di mana-mana di dunia.
Para ilmuwan telah menemukannya di lautan, sungai, tanah, udara, makanan, dan air minum.
Yang lebih memprihatinkan, partikel-partikel ini juga ditemukan di dalam tubuh manusia.
Meskipun banyak orang berasumsi partikel-partikel ini hanya melewati tubuh kita tanpa membahayakan, penelitian baru menunjukkan bahwa partikel-partikel ini mungkin diam-diam merusak kesehatan kita dengan cara yang baru mulai kita pahami.
Sebuah tim peneliti di University of California, Riverside, telah menemukan bahwa paparan mikroplastik secara teratur dapat mempercepat perkembangan kondisi jantung berbahaya yang disebut aterosklerosis.
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah menyempit dan mengeras karena penumpukan plak di dinding bagian dalamnya.
Seiring waktu, penyempitan ini dapat menghalangi aliran darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Kedua hal ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Dalam studi ini, para ilmuwan menggunakan jenis tikus khusus yang umum digunakan untuk mempelajari penyakit jantung.
Tikus-tikus ini diketahui lebih mudah mengalami aterosklerosis, sehingga bermanfaat untuk memahami penyebab penumpukan plak di arteri.
Tikus jantan dan betina diberi pola makan sehat, rendah lemak, dan rendah kolesterol, serupa dengan pola makan orang kurus.
Hal ini penting karena para peneliti ingin memastikan hasil tersebut tidak disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat atau kolesterol tinggi.
Setiap hari selama sembilan minggu, tikus-tikus tersebut diberi sejumlah kecil mikroplastik.
Jumlahnya dipilih dengan cermat untuk mencerminkan paparan realistis manusia melalui makanan, air, dan udara yang terkontaminasi.
Setelah periode paparan, para peneliti memeriksa arteri tikus-tikus tersebut dan membandingkannya dengan arteri tikus yang tidak terpapar mikroplastik.
Hasilnya mengejutkan dan mengkhawatirkan. Tikus jantan yang terpapar mikroplastik mengembangkan lebih banyak plak di arteri mereka.
Di salah satu bagian penting dari arteri utama yang terhubung ke jantung, mereka memiliki 63% lebih banyak plak.
Di arteri penting lainnya di dada, kadar plak lebih dari enam kali lebih tinggi. Di sisi lain, tikus betina tidak menunjukkan peningkatan plak yang sama, meskipun terpapar mikroplastik dalam jumlah yang sama.
Para peneliti mengonfirmasi bahwa tikus jantan tidak mengalami kenaikan berat badan dan tidak mengalami peningkatan kadar kolesterol.
Ini berarti peningkatan plak tidak disebabkan oleh faktor risiko tradisional seperti obesitas atau pola makan yang buruk. Tampaknya mikroplastik itu sendiri entah bagaimana merusak pembuluh darah.
Untuk memahami apa yang terjadi, para ilmuwan mengamati secara saksama sel-sel yang melapisi bagian dalam arteri.
Sel-sel ini, yang disebut sel endotel, berperan penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah. Sel-sel ini membantu mengontrol aliran darah dan mencegah peradangan.
Studi ini menemukan bahwa mikroplastik mengganggu fungsi normal sel-sel ini.
Karena sel-sel ini merupakan titik kontak pertama untuk apa pun yang bersirkulasi dalam darah, kerusakan pada sel-sel ini dapat memicu reaksi berantai yang menyebabkan peradangan, penumpukan plak, dan akhirnya aterosklerosis.
Dengan menggunakan teknik canggih, para peneliti juga menemukan bahwa mikroplastik benar-benar memasuki plak di arteri.
Mereka terkonsentrasi di lapisan pembuluh darah dan memicu perubahan aktivitas gen yang terkait dengan penyakit dan peradangan.
Perubahan serupa terlihat pada sel arteri manusia, yang menunjukkan bahwa proses berbahaya yang sama juga dapat terjadi pada manusia.
Bagian menarik dari penelitian ini adalah perbedaan yang jelas antara pria dan wanita. Para peneliti percaya bahwa hormon seks, seperti estrogen, mungkin menawarkan perlindungan.
Estrogen diketahui memiliki efek perlindungan pada pembuluh darah, yang mungkin menjelaskan mengapa tikus betina tidak terpengaruh dengan cara yang sama.
Perbedaan berdasarkan jenis kelamin ini telah terlihat sebelumnya dalam penelitian jantung, dan ini dapat membantu para ilmuwan mengembangkan perawatan yang lebih baik dan lebih terarah di masa mendatang.
Meskipun hampir mustahil untuk sepenuhnya menghindari mikroplastik, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan.
Ini termasuk mengurangi penggunaan kemasan plastik, menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, memilih gelas atau baja tahan karat untuk minuman, dan membatasi makanan olahan tinggi yang sering bersentuhan dengan plastik selama produksi.
Karena saat ini belum ada cara yang diketahui untuk menghilangkan mikroplastik dari tubuh, mengurangi paparan dan mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan melalui olahraga, pola makan seimbang, dan pemeriksaan kesehatan rutin tetap sangat penting.
Dalam meninjau dan menganalisis studi ini, jelas bahwa temuan-temuan ini merupakan tanda peringatan yang serius.
Penelitian ini memberikan beberapa bukti terkuat sejauh ini bahwa mikroplastik mungkin bukan hanya masalah polusi, tetapi juga ancaman langsung bagi kesehatan manusia.
Pola makan tikus yang dikontrol secara ketat dan tidak adanya kenaikan berat badan atau perubahan kolesterol membuat hasil ini semakin mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa mikroplastik sendiri dapat merusak pembuluh darah.
Fakta bahwa dampaknya terutama terlihat pada laki-laki menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut tentang perbedaan biologis dan faktor-faktor pelindung potensial pada perempuan.
Meskipun ini merupakan studi hewan dan diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia, penemuan ini memperkuat kekhawatiran bahwa meningkatnya polusi mikroplastik dapat meningkatkan penyakit jantung di masa mendatang.
Studi ini seharusnya mendorong pemerintah, industri, dan individu untuk lebih serius menanggapi polusi mikroplastik dan berinvestasi pada alternatif yang lebih bersih dan aman.
Studi ini dipublikasikan di Environment International.