Didaktika

Protein llama Kecil Dapat Mengobati Penyakit Alzheimer

Unsplash
Unsplash

Penemuan ilmiah baru dapat mengubah cara dokter menangani penyakit otak kompleks seperti skizofrenia dan Alzheimer. Rahasianya berasal dari sumber yang tak terduga—unta, llama, dan alpaka.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa hewan-hewan ini menghasilkan protein kecil yang disebut nanobodi yang dapat menjadi jenis obat baru yang ampuh untuk otak.

Sebuah studi yang diterbitkan pada 5 November di jurnal Trends in Pharmacological Sciences menjelaskan bagaimana nanobodi dapat masuk ke otak dengan lebih mudah dan bekerja lebih tepat daripada obat-obatan tradisional.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam studi pada hewan, protein kecil ini mampu mencapai sel-sel otak dengan lebih efektif dan dengan efek samping yang lebih sedikit, meningkatkan harapan untuk pengobatan baru pada manusia.

Para peneliti dari Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS) di Prancis memimpin penelitian ini.

"Nanobodi unta membuka era baru terapi biologis untuk gangguan otak," kata Profesor Philippe Rondard, salah satu penulis studi tersebut.

"Mereka dapat membentuk kelas obat baru yang berada di antara antibodi konvensional dan molekul kecil."

Kisah nanobodi dimulai pada awal 1990-an, ketika para ilmuwan Belgia mempelajari sistem kekebalan unta.

Mereka menemukan bahwa, tidak seperti manusia, unta dan llama menghasilkan bentuk antibodi yang lebih sederhana yang hanya terbuat dari rantai berat.

Dari nanobodi ini, para ilmuwan mengisolasi bagian aktifnya—fragmen-fragmen kecil yang sekarang dikenal sebagai nanobodi.

Setiap nanobodi berukuran sekitar sepersepuluh ukuran antibodi normal. Molekul-molekul kecil namun kuat ini hanya terdapat pada unta dan beberapa jenis ikan, menjadikannya sistem pertahanan alami yang langka.

Obat-obatan berbasis antibodi telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melawan kanker dan penyakit autoimun.

Namun, dalam hal gangguan otak, sebagian besar pengobatan antibodi kesulitan bekerja secara efektif karena tidak dapat dengan mudah melewati sawar darah-otak—perisai pelindung yang mencegah banyak obat mencapai otak.

Bahkan beberapa pengobatan antibodi yang efektif untuk penyakit Alzheimer seringkali menyebabkan efek samping yang berbahaya seperti pembengkakan otak.

Nanobodi dapat mengatasi masalah ini. Ukurannya yang kecil memungkinkan mereka untuk menembus sawar darah-otak dan langsung mencapai sel-sel target otak.

Dalam percobaan dengan tikus, perawatan nanobodi membantu memulihkan perilaku normal pada model skizofrenia dan penyakit neurologis lainnya.

Karena dapat mencapai targetnya dengan lebih efisien, nanobodi mungkin memberikan hasil yang sama atau lebih baik dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obatan yang ada saat ini.

Menurut rekan penulis Dr. Pierre-André Lafon dari CNRS, nanobodi juga lebih mudah dibuat dan dimurnikan dibandingkan antibodi tradisional.

"Mereka adalah protein kecil yang sangat larut yang dapat memasuki otak secara pasif," jelasnya.

"Tidak seperti banyak obat molekul kecil, mereka tidak menempel pada target yang salah atau menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan."

Para ilmuwan juga dapat merekayasa nanobodi untuk berfokus pada molekul otak tertentu, sehingga memberikan potensi besar untuk pengobatan presisi.

Sebelum perawatan baru ini dapat digunakan pada manusia, para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak uji keamanan.

Para peneliti harus mempelajari berapa lama nanobodi tetap aktif di otak, apakah mereka tetap stabil seiring waktu, dan bagaimana menyimpannya dengan benar tanpa kehilangan efeknya.

Toksikologi dan studi keamanan jangka panjang juga diperlukan untuk memastikan bahwa terapi berbasis nanobodi aman untuk penggunaan kronis.

Tim CNRS telah mulai menguji pertanyaan-pertanyaan ini di laboratorium. Mereka berupaya meningkatkan stabilitas nanobodi, memeriksa apakah molekul terlipat dengan benar, dan mencegah penggumpalan.

Menurut Dr. Lafon, beberapa nanobodi sudah menunjukkan harapan untuk pengobatan jangka panjang tanpa efek samping yang berarti dalam studi hewan.

Dalam meninjau studi ini, jelas bahwa nanobodi dapat mewakili lompatan besar ke depan dalam pengobatan otak.

Obat antibodi tradisional seringkali gagal mencapai otak atau menyebabkan peradangan berbahaya, tetapi nanobodi tampaknya menghindari kedua masalah tersebut.

Ukurannya yang kecil, fleksibilitas, dan presisinya dapat menjadikannya ideal untuk mengatasi gangguan yang telah lama sulit diobati dengan aman.

Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum mencapai penggunaan klinis.

Para ilmuwan harus membuktikan bahwa nanobodi aman pada manusia dan memahami cara memberikannya dalam dosis yang tepat.

Jika tantangan ini dapat diatasi, obat berbasis nanobodi dapat mengubah pengobatan gangguan otak—menawarkan terapi yang lebih efektif kepada pasien dengan efek samping yang lebih sedikit.

Studi ini dipublikasikan di Trends in Pharmacological Sciences.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image