Didaktika

Amandari Galery Rayakan Kemandirian Perempuan Melalui Batik

Amandari Galery rayakan kemandirian perempuan melalui batik

Dalam rangka Hari Batik Nasional, Amandari Galery menggelar High Tea Gathering dan diskusi "Inspirasi Kemandirian Perempuan" di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada 8 Oktober 2024.

Saat ajang yang dihadiri oleh para pecinta wastra nusantara, pelaku industri kreatif dan perwakilan organisasi perempuan, Uti Rahardjo, pendiri Amandari Galery, mengungkap makna batik.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Batik bukan hanya kerajinan; batik adalah penghidupan. Bagi banyak orang, batik menjadi kekuatan ekonomi dan menjadi sumber kehidupan,” ujarnya.

Kehadiran Amandari Galery terinspirasi dari Siti Sendari, kakak kandung Uti Rahardjo, seorang perempuan Solo berusia 78 tahun yang telah menekuni batik selama lebih dari lima dekade.

Siti menjadi kepala keluarga, membesarkan anak-anaknya sambil menghidupi keluarganya dengan membatik.

Perjuangannya yang hingga kini masih berlangsung, menjadi bukti nyata ketangguhan perempuan perajin batik.

Perayaan ini sebuah penghormatan kepada kreativitas, keterampilan dan ketekunan perempuan yang melahirkan budaya yang abadi dan menjadi identitas bangsa.

Berbagai koleksi hadir mulai dari motif batik klasik seperti Truntum, Parang, dan Sekar Jagad, yang digunakan dalam pernikahan adat Jawa.

Batik-batik ini melambangkan keharmonisan dan cinta yang abadi, terus menginspirasi generasi penerus.

Hadir pula berbagai karya modern paduan Amandari Galery dengan Batik Chic yang sudah berjalan beberapa tahun ini.

Uti sendiri yang telah lebih dari tiga puluh tahun berkarier di industri periklanan melakukan beberapa terobosan untuk melestarikan batik.

Pada momentum yang bertepatan dengan ulang tahun kedelapan Amandari Galery ini menjabarkan ”Pengembangan 8 Pilar Batik” mulai dari mendorong kecintaan terhadap batik di kalangan generasi muda melalui pengembangan canting dan kompor elektrik.

Ada pula upaya mendukung kemandirian perempuan dalam meneruskan warisan budaya batik yang kaya, kerjasama dengan perusahaan yang memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk pemberdayaan perempuan dan budaya, serta mendorong kreativitas dan ketangguhan para pejuang batik.

Tak hanya itu, Amanda Galery juga membangun jaringan dan ekosistem batik yang kuat, menciptakan buku tentang motif-motif batik dan petuah-petuah berharga sebagai warisan untuk masa depan, mengembangkan promosi batik ke mancanegara serta memperkuat identitas bangsa melalui batik.

Pembahasan karya kreatif sampai pada bagaimana mendapatkan business outcome, disambut dengan keikutsertaan Perpina (Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia).

"Kami sangat bangga dengan upaya Amandari Galery dalam mempromosikan kemandirian perempuan, khususnya para perajin batik perempuan,'' kata Veve Safitri, Ketua Umum Perpina.

Menurut dia, kemandirian perempuan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga mengenai upaya mendorong pendidikan leadership dan entrepreneurship bagi perempuan agar dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah persaingan global.

''Kami percaya bahwa perempuan yang mandiri secara ekonomi akan mampu memberi dampak yang lebih luas, tidak hanya bagi keluarganya tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan," ujar Veve.