Sosok

Trisnoize Mengaku Musisi Old School, Ogah Tergantung yang Berbau Mesin, Maksudnya?

Trisnoize

Trisnoize mengaku sebagai musisi old school yang ingin selalu ada sentuhan 'human' dalam menekuni karir musik, ia tak terlalu suka yang berbau mesin.

Trisnoize, pencabik bas Pas Band, bikin proyek musik lagi, ini kali bareng Richie (mantan vokalis Five Minutes) dan Andi Bachrie membentuk Fujian Band.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sampai kini Fujian sudah merilis tiga klip dari lima video klip yang sudah dibuat yakni Terpisah Dari Hati, Tentang Kita, Sang Bintang, Pesonamu, dan Bukan Arjuna.

Fujian, bagi alumnus Sastra Jerman Universitas Padjadjaran itu bukan proyek musik pertamanya. Sebelumnya ia telah merilis single Das Schönste Arschloch bersama St. Bastiens.

Trisno juga pernah membentuk Brandals, bersama Bagus NTRL, Arie Roxx, dan Andi Bachrie. "Brandals bahkan sempat bikin demo satu album, walaupun belum sempat dirilis," tutur lelaki kelahiran 16 Agustus 1970 itu.

Baca Juga: Fujian Band, Proyek Rintisan Musik Richie dan Trisnoize Pas Band, Bakal Langsung Rilis Tiga Album?

Nah, tahun lalu Trisno bersama Andi dan Richie membentuk Fujian dibantu dengan additional drummer Selvi Anggraeni. Kebetulan ia memiliki banyak stok lagu yang jumlahnya berlimpah hingga puluhan.

Trisno dan Andi sudah terbiasa dengan manajerial yang luwes, terutama di Pas Band. Semua personel Pas Band dibebaskan untuk mempunyai proyek musik lain asal jadwal tidak berbenturan.

Yukie bersama Richard pernah membuat Tendostar, Beng Beng pernah mengajak adiknya Sinta untuk membentuk Air, selain proyek lainnya.

Cerita mebangun Fujian Band bermula ketika Richie diminta membantu Pas Band untuk menjadi vokalis pengganti Yukie saat ia berdakwah beberapa bulan.

Dari sini lantan kerap melakukan jamming, setelah itu muncul ide untuk membuat proyek musik.

Membentuk Fujian Band pun tanpa dikonsep sejak awal. "Kebetulan ada materi lagu terus digarap, mengalir aja. Bahkan pemulihan nama band juga diusulkan label," tutur Trisno.

"Bikin Fujian ini karena kelebihan energi aja, Alhamdulillah Fujian kontrak tiga album," ujarnya berkelakar.

"Gue ini termasuk musisi yang punya cadangan lagu banyak karena dulu selalu di push buat bikin album, jadi pasti ada aja lagu sisa. Pas mentok bisa dikeluarin dari file yang gue punya."

Kendati sudah lebih 30 tahun berkarir di dunia musik, memiliki grup band baru seperti Fujian tak membuatnya jumawa macam rockstar misalnya.

Di era digital ini, Trisno ogah tergantung pada hal-hal yang berbau mesin. Ia menunjuk contoh soal promosi musik misalnya.

"Gue musisi old school, gue nggak mau yang terlalu berbau mesin, gue tetap pingin ada unsur human-nya gitu. Ketemu orang, berinteraksi dengan penyiar misalnya, berinteraksi dengan tempat, kayaknya something apa gitu," tuturnya.

Itu sebabnya, ia bersama Fujian masih melakukan tur radio bahkan kadang-kadang tanpa memberi tahu label.

"Gue enjoy kayak gitu, bikin akustikan padahal nggak ada bayarannya. Ketemu orang itu asyik," ujarnya.

"Gue suka kangen main di panggung kecil di cafe, nggak mesti harus di panggung gede," katanya.

Sisi lain yang ia maksud old school lainnya adalah tentang side job Trisno dengan membuka toko yang berhubungan dengan musik.

Di toko miliknya di Bandung, ia menjual vinyl, kaset, walkman, pemutar musik, t shirt, atau apa saja yang berhubungan dengan musik.