Inilah Reruntuhan Sigiriya, Kota Kuno di Atas Batu yang Dibangun Menggunakan Teknologi Canggih
Reruntuhan Sigiriya yang misterius dan luas, ditemukan bertengger di atas batu di Sri Lanka, membuat pengunjung dan arkeolog sama-sama mengagumi teknik dan desainnya.
Sebuah kota kuno yang hilang yang dibangun menggunakan teknologi canggih di atas batu telah membuat para arkeolog benar-benar bingung.
Ditemukan di Sri Lanka, reruntuhan misterius Sigiriya membuat pengunjung dan arkeolog bingung bagaimana kota ini – sebuah kota metropolitan yang luas – diciptakan.
Dipercaya bahwa teknologi canggih digunakan dalam pembuatan pemukiman tersebut, dan reruntuhannya memberikan gambaran tentang perencanaan dan rekayasa yang dilakukan di dalamnya, lapor The Mirror.
Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, kota ini menunjukkan apa yang dapat dicapai dari pencapaian luar biasa dari jiwa manusia.
Seperti dilansir Daily Star, reruntuhan ibu kota Raja Kassapa (477–95) dapat ditemukan di lereng curam yang terdapat di puncak puncak granit yang tingginya sekitar 180m.
Ia juga dikenal sebagai 'Batu Singa' dan dapat dilihat dari kedua sisinya yang tertutup hutan.
Beberapa galeri dan tangga mengarah ke mulut singa yang terbuat dari batu bata yang mendominasi dan memberikan akses ke situs tersebut.
Ini adalah salah satu monumen paling terkenal di Sri Lanka dan istana serta benteng kuno dianggap oleh beberapa orang sebagai salah satu keajaiban dunia.
Ini menarik ribuan wisatawan setiap tahun dan merupakan salah satu tujuan wisata utama di Sri Lanka.
Dataran berbatu di dataran tinggi ini dibangun di atas magma gunung berapi yang sudah punah dan 200 meter lebih tinggi dari hutan yang mengelilinginya.
Sihagri, artinya Batu Singa dan dinding baratnya ditutupi dengan lukisan dinding yang dibuat pada masa Kasyapa.
Sebanyak 18 lukisan dinding masih dapat dilihat pada sisa-sisanya hingga saat ini.
Operator atraksi Benteng Sigiriya mengatakan: "Lukisan dinding tersebut menggambarkan seorang wanita telanjang dan dipandang sebagai gambar istri dan selir Kasyapa, atau sebagai pendeta yang sedang melakukan ritual keagamaan.
Meski identitas perempuan tak dikenal tergambar dalam mural, lukisan kuno unik ini merayakan kecantikan perempuan dan memiliki dampak sejarah yang luar biasa.”
Daya tarik lain dari situs ini adalah dinding cerminnya yang dikatakan sangat halus pada zamannya, sehingga raja dapat melihat bayangannya.
Mereka ditutupi dan dilukis dengan prasasti dan puisi yang ditulis untuk para tamu atraksi.
Di antara prasasti tertua ada yang berasal dari abad ke-9. Disebutkan bahwa Sigiriya merupakan tujuan wisata lebih dari seribu tahun yang lalu.