Teleskop Luar Angkasa James Webb Ungkap Misteri Galaksi Masif Kuno
Dalam penemuan luar biasa September lalu, Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menemukan sebuah galaksi masif kuno bernama JWST-ER1g.
Galaksi ini, yang ditemukan terbentuk ketika alam semesta baru berusia 25% dari usianya saat ini, menampilkan fenomena luar biasa yang dikenal sebagai cincin Einstein.
Hal ini terjadi ketika tarikan gravitasi galaksi begitu kuat sehingga membelokkan cahaya dari benda-benda di belakangnya menjadi sebuah lingkaran.
Efek ini, yang diprediksi oleh teori relativitas umum Einstein, adalah contoh nyata pelensaan gravitasi yang kuat.
Galaksi JWST-ER1g bertindak sebagai kaca pembesar kosmik, memungkinkan kita melihat cahaya dari benda langit jauh yang mungkin tersembunyi dari kita.
Pembentukan cincin Einstein memberikan para ilmuwan kesempatan unik untuk mempelajari galaksi dan sifat-sifat materi gelap di dalamnya.
Saat menganalisis galaksi, para peneliti menemukan bahwa total massa cincin terdiri dari dua komponen utama: bintang dan materi gelap.
Jika massa bintang dikurangi, massa sisanya dianggap sebagai materi gelap.
Menariknya, jumlah materi gelap dalam kasus ini lebih banyak dari yang diperkirakan.
Hai-Bo Yu, seorang profesor fisika dan astronomi di Universitas California, Riverside, dan timnya menyelidiki anomali ini dalam penelitian baru mereka yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters.
Konsep halo materi gelap, awan materi tak kasat mata yang mengelilingi galaksi seperti JWST-ER1g, merupakan inti dari penjelasan mereka.
Meskipun materi gelap belum pernah terdeteksi secara langsung, materi gelap diyakini membentuk sekitar 85% dari seluruh materi di alam semesta.
Analisis tim menunjukkan bahwa ketika materi biasa seperti gas dan bintang jatuh ke dalam halo materi gelap galaksi, halo tersebut akan terkompresi sehingga meningkatkan kepadatannya.
Kepadatan materi gelap yang lebih tinggi ini dapat menjelaskan besarnya jumlah massa materi gelap yang teramati.
Daneng Yang, peneliti pascadoktoral dan salah satu penulis studi tersebut, menunjukkan bahwa JWST-ER1g, yang relatif muda dalam hal kosmik, memberikan peluang bagus untuk mempelajari materi gelap.
Cincin Einstein sempurna yang terbentuk memungkinkan para ilmuwan mengukur secara akurat total massa di dalam cincin, yang penting untuk menguji teori tentang sifat materi gelap.
Diluncurkan pada Hari Natal tahun 2021, JWST adalah observatorium inframerah canggih yang mengorbit yang dirancang untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang alam semesta.
Teleskop ini berdiri sebagai teleskop luar angkasa paling signifikan dan kuat yang pernah dibuat.
Menurut Yu, JWST dirancang untuk memberi kita lebih banyak kejutan dan wawasan tentang alam semesta awal dan materi gelap misterius yang ada di dalamnya.
Penelitian ini tidak hanya menawarkan wawasan baru mengenai kepadatan materi gelap yang tinggi di JWST-ER1g tetapi juga menggarisbawahi peran penting JWST dalam menjelajahi kosmos.
Saat teleskop terus mengintip ke kedalaman ruang angkasa, teleskop ini diharapkan dapat mengungkap lebih banyak tentang pembentukan galaksi dan sifat materi gelap yang sulit dipahami.
Didukung oleh John Templeton Foundation dan Departemen Energi AS, penelitian ini hanyalah salah satu contoh bagaimana alat-alat baru dan penyelidikan terus-menerus terus mendorong batas-batas pemahaman kita tentang alam semesta.