Didaktika

Proyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Dimulai, Dirjen Kebudayaan Berikan Pesan Ini

Kontrak kerja antara Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan dua penyedia jasa yang akan melakukan konstruksi musem dan cagar budaya di Jambi telah ditandatangani.

Menandai dijalankannya proyek revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi, secara resmi telah ditandatangani dua kontrak kerja antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia
(Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan dua penyedia jasa yang akan melakukan konstruksi fisik pembangunan museum serta konstruksi fisik penataan lingkungan KCBN Jambi.

Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Drs. Fitra Arda, Plt Inspektur I Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Masrul Latif serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kontrak konstruksi fisik pembangunan museum, ditandatangani oleh Kepala PPK Pembangunan Museum M Natsir Muslim Ridwan dan Senior Vice President Head of Building Operation Division PT PP (Persero) Andek Prabowo.

Sedangkan kontrak kedua, yang menyangkut konstruksi fisik penataan lingkungan kawasan cagar budaya, ditandatangani oleh PPK Penataan Lingkungan Yanto H.M. Manurung dan Senior Vice President Divisi Operasi 1 PT Brantas Abipraya (Persero) Arviga Bigwanto.

"Penandatanganan ini telah dinantikan dengan baik," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.

Menurut Hilmar, sejak tahun lalu, pihaknya telah merencanakan penataan Muara Jambi dan pembangunan museum.

Kehadiran langsung Presiden Jokowi di lokasi mempercepat prosesnya, meskipun proses hingga tanda tangan kontrak memakan waktu yang cukup panjang.

''Kami berterima kasih kepada Inspektorat Jenderal yang telah mengawal proses ini dengan teliti dan efisien. Proyek ini memiliki nilai prestisius bagi kami, karena kami bertujuan untuk mewariskan kebudayaan, bukan hanya sekadar membangun dan menata lingkungan. Pesan saya bagi yang bekerja di lapangan tolong kerja dengan hati, kerja bersih dan pastikan sesuai dengan KPI," lanjut Hilmar.

Selanjutnya, Andek Prabowo dari PT PP (Persero) mengatakan, proyek tersebut memiliki nilai historis bagi generasi mendatang.

''Kami berharap dapat bekerja secara sinergis, karena keberhasilan proyek ini adalah hasil dari kolaborasi bersama. Kami akan memperhatikan dengan seksama kualitas detailnya. Muara Jambi memiliki keunikan tersendiri karena jarang terjadi pembangunan museum," ujarnya.

Arviga Bigwanto dari PT Brantas Abipraya (Persero) menuturkan, "Dengan hasil ini, kami akan berupaya memberikan layanan sesuai dengan harapan. Kami berharap pengalaman kami dalam menata lingkungan di beberapa daerah wisata dapat memenuhi harapan dan menghasilkan produk yang sesuai bagi generasi mendatang. Kami memohon kerjasama dari semua pihak terkait agar produk ini dapat berkualitas.”

Dengan penandatanganan kontrak ini, diharapkan bahwa pembangunan museum dan penataan lingkungan di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi akan menjadi tonggak penting dalam pelestarian warisan budaya bangsa dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Sejak awal tahun ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah memulai revitalisasi seluruh KCBN.

Fokus utama bukan hanya soal perbaikan fisik, tetapi juga tentang menghidupkan kembali nilai budaya yang penting, dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam prosesnya.