Warga RT 004 RW 022 komplek perumahan Pamulang Permai Baru mendirikan Bank Sampah. Ide ini dilemparkan oleh Hakima Elvira Prawira Adi lewat grup whatsapp ibu-ibu komplek. Awalnya belum bersambut.
Namun berbilang bulan akhirnya Bank Sampah itu terwujud, setelah difasilitasi pengurus Rukun Tetangga (RT). Bank Sampah itu digelar di lapangan segitiga komplek, tempat warga biasanya menggelar berbagai acara.
Di bawah rindang pepohonan dengan payung tenda dan meja kursi sekadarnya, ibu-ibu membuka lapak. Di siapkan gantungan untuk menimbang barang bekas pakai yang sudah tak digunakan pemiliknya. Sejumlah barang dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Beberapa ibu, bertugas sebagai pencatat barang bawaan yang ditenteng nasabah ke Bank Sampah. Rabu siang (18/01) ini untuk kali kedua bank sampah beroperasi. Di sini sudah bertumpuk barang dikarungi, dan seorang lelaki mengumpulkannya ke dalam berbagai karung, ada bekas botol plastik, ada bekas barang elektronik seperti kipas angin, ada barang pecah belah, kertas koran, majalah, buku, dan lainnya.
Pengurus Bank Sampah sudah mempunyai list daftar harga sampah, misalnya TV LCD layar retak Rp 25.000, TV LED 32" Rp 100.000, komputer 1 set Rp 75 ribu, AC satu set Rp 200.000, minyak jelantah Rp 8.000, residu plastik seperti stryfoam Rp Rp 1.000, tetrapack Rp 300, mika bungkus nasi Rp 200, dan kabel Rp 1.000.
Usai seorang warga menyetor 'tabungan' sampah, lantas dicatat tentang jenis barang dan beratnya. Selesai. Setelah periode tertentu, catatan tabungan sampah diperlihatkan termasuk besaran rupiah yang dihasilkan yang kemudian diberikan kepada nasabah.
Ibu Kimi, nama panggilan Hakima Elvira Prawira Adi, mengimbau warga untuk memilah sampah saat dibawa ke Bank Sampah. Sebagai Bank Sampah yang baru berdiri, tampaknya warga cukup antusias dilihat jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan. "Bank Sampah ini adakan satu bulan sekali, kalau seminggu sekali gak kuat, capek," tuturnya.
