Rokok Elektrik Secara Substansial Meningkatkan Risiko Gagal Jantung, Masih Mau Coba?
Bukti ilmiah tentang rokok elektrik mulai meningkat dan penelitian terbaru mengaitkan kebiasaan tersebut dengan kondisi jantung yang serius.
Sebuah studi baru menyatakan bahwa pengguna vape hampir 20 persen lebih mungkin menderita gagal jantung dibandingkan mereka yang tidak pernah menyentuh rokok elektronik.
Seperti dilansir Daily Record, penelitian ini menambah kekhawatiran yang berkembang mengenai dampak buruk vaping terhadap kesehatan dan menunjukkan bahwa rokok elektrik mungkin tidak seaman yang sering dikira.
Gagal jantung adalah suatu kondisi serius dimana organ vital tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik dan kurangnya sirkulasi ini dapat mengakibatkan serangan jantung.
Lebih dari 64 juta orang di seluruh dunia saat ini hidup dengan kondisi yang melemahkan ini dan diyakini jumlahnya akan terus meningkat.
Kini, para peneliti dari American College of Cardiology telah menemukan bahwa orang yang menggunakan rokok elektrik memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena gagal jantung.
Para ilmuwan mempelajari 175.667 orang dewasa Amerika, dengan usia rata-rata 52 tahun, selama sekitar empat tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang pernah menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan 19 persen lebih besar terkena gagal jantung dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan vape.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengguna vape secara statistik lebih mungkin mengembangkan jenis gagal jantung yang disebut fraksi ejeksi yang diawetkan, dimana otot jantung menjadi terlalu kaku untuk bekerja dengan baik.
Tingkat gagal jantung jenis ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan upaya untuk mengidentifikasi faktor risikonya.
“Semakin banyak penelitian yang menghubungkan rokok elektrik dengan efek kesehatan yang berbahaya dan menemukan bahwa rokok elektrik mungkin tidak seaman yang diperkirakan sebelumnya." kata Dr Yakubu Bene-Alhasan, seorang dokter di MedStar Health di Baltimore, Maryland dan penulis utama studi tersebut
"Perbedaan yang kami lihat sangat besar. Sebaiknya pertimbangkan konsekuensinya terhadap kesehatan Anda, terutama kesehatan jantung Anda."
Dia menambahkan temuan baru ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut, terutama mengingat betapa populernya vaping di kalangan anak muda.
Survei menunjukkan sekitar lima hingga sepuluh persen remaja AS dan lebih dari sepuluh persen remaja Inggris menggunakan vape.
“Saya pikir penelitian ini sudah lama tertunda, terutama mengingat betapa populernya rokok elektrik akhir-akhir ini,” kata Dr Bene-Alhasan.
“Kami tidak ingin menunggu terlalu lama untuk mengetahui bahwa hal ini mungkin berbahaya, dan pada saat itu, mungkin sudah banyak kerugian yang terjadi.”
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan gagal jantung, namun banyak yang belum jelas.
Menurut Dr Bene-Alhasan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan desain penelitian cross-sectional dan ukuran sampel yang lebih kecil.
American College of Cardiology menggunakan ukuran sampel yang lebih besar dan memperhitungkan berbagai faktor risiko demografi, sosioekonomi, dan gaya hidup sehingga menjadikannya salah satu studi paling menyeluruh mengenai topik ini sejauh ini.
Namun, Dr Bene-Alhasan menjelaskan tim belum bisa memastikan sepenuhnya apakah vaping menyebabkan masalah jantung.
“Dengan lebih banyak penelitian, kita akan bisa mengungkap lebih banyak tentang potensi konsekuensi kesehatan dan meningkatkan informasi kepada masyarakat,” katanya.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan vaping untuk berhenti merokok karena banyak orang tetap menggunakan rokok elektrik bahkan setelah mereka berhenti merokok.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan bahwa berbicara dengan seseorang dan minum obat adalah cara terbaik untuk berhenti merokok.