India Berhasil Melakukan Manuver Misi Pesawat Ruang Angkasa Surya Aditya-L1 ke Dalam Halo Orbit
Sebagai langkah signifikan bagi upaya eksplorasi ruang angkasa India, Indian Space Research Organisation (ISRO/Organisasi Penelitian Luar Angkasa India) berhasil melakukan manuver Misi Surya Aditya-L1 ke dalam Halo Orbit, dan mendapatkan pujian dari Ilmuwan NASA Amitabha Ghosh.
Ghosh, yang merefleksikan pencapaian ilmiah India, berkata, "Saat ini India berada di sebagian besar bidang yang penting secara ilmiah. Lalu ada 'Gaganyaan', yang merupakan bagian penerbangan luar angkasa manusia, yang sedang dikerjakan saat ini."
"Jadi , ini merupakan kemajuan luar biasa selama 20 tahun terakhir. Beranjak dari tidak adanya program ilmu pengetahuan planet hingga menjadi seperti saat ini, dan khususnya setelah keberhasilan Aditya, ini merupakan perjalanan yang sangat luar biasa."
Seperti dilansir Livemint, dalam tonggak sejarah ilmiah yang signifikan, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada hari Sabtu menyuntikkan pesawat ruang angkasa Aditya-L1 – misi surya khusus pertama – ke orbit tujuan akhirnya.
Baca Juga: Neptunus dan Uranus Memiliki Warna yang Sama! Voyager 2 NASA Menangkap Fakta Menakjubkan Ini
Perdana Menteri Narenendra Modi dan Menteri Negara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jitendra Singh termasuk di antara para pemimpin yang memuji pencapaian tersebut.
Aditya-L1 telah mencapai Lagrange Point L1, sekitar 1,5 juta km dari bumi.
Roket PSLV-C57.1 yang membawa pengorbit Aditya-L1 berhasil lepas landas dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, Andhra Pradesh, pada bulan September.
Keberhasilan peluncuran misi surya perdana Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) terjadi setelah misi pendaratan di bulan yang bersejarah -- Chandrayaan-3.
Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan India akan terus mengejar batas-batas ilmu pengetahuan baru demi kepentingan umat manusia.
"India menciptakan sebuah tonggak sejarah lainnya. Observatorium surya pertama di India, Aditya-L1, mencapai tujuannya. Ini merupakan bukti dedikasi tanpa henti dari para ilmuwan kami dalam mewujudkan misi luar angkasa yang paling kompleks dan rumit."
"Saya ikut memuji prestasi luar biasa ini. Kami akan terus mengejar batas-batas baru ilmu pengetahuan demi kepentingan umat manusia,” ujarnya dalam postingan di X.
Aditya L1 memiliki tujuh muatan berbeda di dalamnya, untuk melakukan studi rinci tentang matahari, empat di antaranya akan mengamati cahaya matahari dan tiga lainnya akan mengukur parameter plasma dan medan magnet in-situ.
Muatan terbesar dan paling menantang secara teknis pada Aditya-L1 adalah Visible Emission Line Coronagraph atau VELC.
VELC diintegrasikan, diuji, dan dikalibrasi di kampus CREST (Pusat Penelitian dan Pendidikan Teknologi Sains) Institut Astrofisika India di Hosakote bekerja sama dengan ISRO.
Lokasi yang strategis ini akan memungkinkan Aditya-L1 untuk terus mengamati matahari tanpa terhalang oleh gerhana atau okultasi, sehingga memungkinkan para ilmuwan mempelajari aktivitas matahari dan dampaknya terhadap cuaca luar angkasa secara real-time.
Selain itu, data pesawat ruang angkasa akan membantu mengidentifikasi urutan proses yang menyebabkan peristiwa letusan matahari dan berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang pendorong cuaca luar angkasa.
Tujuan utama misi surya India meliputi studi fisika korona matahari dan mekanisme pemanasannya, percepatan angin matahari, penggabungan dan dinamika atmosfer matahari, distribusi angin matahari dan anisotropi suhu, serta asal muasal Coronal Mass Ejections (CME) dan suar dan cuaca luar angkasa dekat bumi.