Ini Bukti Headset Vision Pro Apple Laris Manis di Pasaran
Vision Pro, headset dari Apple yang paling ditunggu pasar, mulai membuka preorder pekan lalu.
Menurut laporan terbaru, penjualan headset tersebut mungkin melebihi ekspektasi Apple.
Seorang analis Apple yang andal memperkirakan bahwa perusahaan tersebut menjual hingga 180.000 unit, sehingga ada sekitar 630 juta dolar AS yang disetorkan ke rekening banknya selama akhir pekan.
Meskipun awalnya cukup tinggi minat terhadap headset mahal ini, sejatinya masa depan perangkat ini masih belum pasti karena masih memiliki jalan panjang jika ingin menjadi perangkat Apple berikutnya yang banyak diburu menyusul kesuksesan iPhone.
Baca Juga: Palworld: 'Pokémon With Guns' Terjual 5 Juta Kopi dalam Tiga Hari
Analis Apple terkenal Min-Chi Kuo telah memposting laporan yang menganalisis berapa banyak headset Vision Pro yang telah dijual Apple sejauh ini.
Perhitungannya tampaknya sebagian didasarkan pada waktu pengiriman pre-order, yang akan meningkat seiring dengan terjualnya unit.
Seperti yang dicatat oleh Engadget, Kuo awalnya memperkirakan Apple hanya akan memproduksi 60.000 hingga 80.000 unit, menjadikannya produk yang sangat khusus bagi perusahaan.
Perkiraan terbarunya menyatakan bahwa perangkat tersebut terjual antara 160.000 hingga 180.000 unit, yang berarti permintaan jauh melebihi pasokan, yang menyebabkan penundaan pengiriman perangkat tersebut, dengan harga awal 3.500 dolar AS atau setara dengan Rp 55 juta.
Kuo mencatat di blognya bahwa waktu pengiriman tidak berubah selama 48 jam pertama ketersediaan headset, menunjukkan unit yang cukup untuk memuaskan para pengguna setia yang berada di urutan pertama.
Hal ini umumnya tidak terjadi ketika iPhone baru melakukan pre-order, namun jelas bahwa permintaan terhadap Vision Pro jauh lebih sedikit dibandingkan iPhone, sehingga tidak mengejutkan siapa pun.
Namun, permintaan mungkin masih melebihi perkiraan Apple, karena pre-order baru akan dikirimkan sekitar awal Maret. Sedangkan unit pertama baru akan dikirimkan ke pelanggan pada 2 Februari.
Tak aneh bila semua mata tertuju pada Vision Pro, karena ini adalah perangkat baru pertama Apple setelah jam tangan Apple pada tahun 2015.
Oleh karena itu, banyak yang penasaran untuk melihat apakah perangkat ini dapat merevitalisasi pasar realitas virtual (VR) atau menciptakan pasar "komputasi spasial" sendiri.
Namun, untuk melakukan hal tersebut, Apple harus memperluas kehadirannya beberapa kali lipat.
Seperti yang dicatat oleh Kuo, penjualan sebesar 80.000 hanyalah 0,007% dari 1,2 miliar pengguna aktif Apple, sehingga Vision Pro adalah produk dengan ceruk pasar paling kecil dari perusahaan tersebut.
Selain itu, diragukan pula ada margin keuntungan yang cukup untuk terus menjualnya.
Baca Juga: Apple Ungkap 2 Kiat Baterai iPhone Tetap Awet, Apa Saja?
Namun, masih terlalu dini untuk membahas kemungkinan produk tersebut bakal layu sebelum berkembang ketika produk tersebut belum dikirimkan ke satu pelanggan.
Apple dilaporkan merencanakan peluncuran global Vision Pro pada bulan Juni untuk ajang tahunan Apple WWDC.
Jadi, kita tunggu saja perkembangan Vision Pro selanjutnya.