Didaktika

Menelusuri Dunia Kehumasan Lewat Sebuah Buku

Buku 8 Steps as Public Relations Planner: A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign

Ada banyak cara menulis buku. Satu yang dipilih adalah pendekatan bertutur.

Bagi Dr. Adiwarman, S.Sos., S.H., M.H, seorang akademisi dari Universitas Indonesia, gaya penulisan buku 8 Steps as Public Relations Planner: A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign mewakili cara tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

''Pembaca dibawa dan diajak untuk mendekatkan dirinya dengan penulis dan apa yang ditulisnya. Suasana yang mendasari topik buku ini adalah kehidupan personal yang akrab dari penulisnya,'' ungkapnya.

Posisi emosional dari penulis adalah menempatkan pembaca sebagai teman dalam menelusuri substansi buku ini.

Padahal yang ditulis adalah soal yang serius. Judul buku ini sesungguhnya dapat dipahami sebagai Public Relations Research dengan tips dan know-how-nya.

Menurut Adiwarman, kata kunci kekayaan substansial dari buku ini adalah kolaborasi.

Kerja keras dari para penulis, Ika Sastrosoebroto dan Susilowati Natakoesoemah, menggambarkan hal itu.

Ika adalah seorang praktisi yang sudah menekuni, atau lebih tepatnya menikmati, kerja ini memberikan semua pengalaman dan ilmu pengetahuannya yang dibutuhkan pembacanya.

Susilowati adalah seorang ilmuwan yang darinyalah sejumlah teori berada dalam penceritaan 8 Steps as Public Relations Planner, A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign.

Bahasa bukunya pun tentang teori dan praktik dengan berbasiskan perkembangan dan isu terkini.

''Menarik dan memang itu sebagai titik atau poin keberangkatan menyusuri perjalanan 8 Steps as Public Relations Planner, A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign untuk tiba pada titik atau poin ketibaan, yakni penjelasan dan konfirmasi mengenai konsep,'' lanjut Adiwarman.

Gagal merumuskan, gagal menentukan, gagal memahami, maka perjalanan menyusuri buku ini dapat tersendat, atau malah tidak akan sampai pada pemahaman atau pengayaan perspektif pembaca.

Setelahnya pembaca dapat menikmati perjalanan menapaki setiap materi.

Nilai personal penulisnya melambari profesionalitas sebagai praktisi dan teoritikus Public Relations.

Seakan pembaca dingatkan kembali bahwa kata relations merupakan konsep kunci dalam membangun interaksi antar warga, antar pribadi, antara warga/pribadi dengan institusi publik maupun privat, badan komersial dan non komersial dan seterusnya.

Yang tidak dilupakan adalah buku ini bicara tentang kekinian, masa depan dan pemiliknya.

Teori lawas tersebut menunjukkan betapa teori tersebut adalah teori besar yang selalu dapat dikaitkan atau ditunjukkan relevansinya dengan fakta dan perkembangan yang terjadi.

Teknologi dihadirkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Public Relations adalah kerja yang selalu hadir sampai kapan pun, selama dunia ini masih berputar.

Fakta psikologis dan sosiologis generasi yang disebut Gen Z, Artificial Intelligence yang berada dalam kontroversi untuk penggunaannya, metaverse pun dijangkau penulis.

Pesan yang ingin disampaikan adalah teknologi dan perkembangan akan selalu ada dan berganti dengan segera, adaptasi dan relevanisasi dengan teori merupakan kerja yang dapat dinikmati dan dilakukan.

''Di akhir, penulis memberikan “kemudahan” untuk menikmati kemewahan teoritik dan penceritaan praktik dengan memberikan ringkasan konkusif mengenai 8 Steps as Public Relations Planner, A Comprehensive Guide to Crafting Effective PR Campaign,'' papar Adiwarman.

Sebagai buku yang menceritakan kerja dan ranah yang amat dinamis dengan implikasi seni dalam berkomunikasi, tampaknya fitur era 4.0. dan 5.0. dapat diteruskan untuk pembahasan buku berikutnya dengan gaya dan pendekatan penulisan yang sama.