Kembangkan Konektivitas Internet, ST Telemedia Global Data Centres Indonesia Gandeng APJII
ST Telemedia Global Data Centres (STT GDC) Indonesia gandeng Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) dalam kerja sama pengembangan konektivitas internet dengan Node Indonesia Internet Exchange (IIX).
Kerja sama tersebut diresmikan dengan penandatanganan Memorandum of Understand (MoU) di Kampus STT Jakarta 1, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (8/8/2024).
Kerja sama ini dilakukan dengan tujuan utama mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Hendrikus Hendra Gozali, Country Head PT. STT GDC Indonesia mengatakan bahwa data centre membutuhkan konektivitas menuju IIX guna mengembangkan ekonomi digital di Indonesia.
“Dengan membangun konektivitas (internet), diharapkan ekonomi digital di Indonesia akan berkembang,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Muhammad Arif, Ketua APJII mengapresiasi kerja sama antara STT GDC Indonesia dengan APJII.
“Semoga kerja sama ini bisa berkembang dengan baik dalam memajukan pasar digital di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, IIX merupakan kesempatan terbesar untuk dikembangan oleh suatu data centre.
“IIX adalah chance terbesar untuk data centre kembangkan agar bisa memenuhi kebutuhan yang ada,” jelasnya.
“Kerja sama dengan STT GDC Indonesia adalah wujud nyata kami (APJII) mengadakan kolaborasi inklusif,” ujar Syarif Lumintarjo, Kabid IIX dan Data Centre APJII.
Syarif menambahkan bahwa APJII hanyalah mediator antara peneyedia konten dengan pengguna.
“Kami harap ke depannya data centre bisa menjadi pusat penyimpanan data-data penting pemerintah,” lanjutnya.
STT GDC Indonesia adalah perusahaan data centre yang berdiri pada tahun 2014 dengan mengakuisisi Global Data Centres (GDC) yang berbasis di Singapura.
Kemudian STT GDC Indonesia melakukan pembangunan gedung data centre pada tahun 2020 dengan nama STT Jakarta 1.
Setelahnya, pada tahun 2023 STT Jakarta 1 mulai beroperasi memberikan berbagai layanan.
STT GDC Indonesia memiliki tiga layanan unggulan, yakni colocation (kolokasi), connectivity (konektivitas), dan support services (layanan pendukung).
“Kami memiliki tiga services, yaitu colocation, connectivity, dan support services,” ucap Suyatna Satria, Senior Product Manager STT GDC Indonesia. DIrinya juga menjelaskan bahwa STT Jakarta 1 memiliki kapasitas 8 Megawatt dengan 8 aula yang di mana tiap aulanya berkapasitas maksimal 2 Megawatt.
Menjadi perusahaan yang bergerak di bidang data centre, STT GDC Indonesia tentunya juga menghadapi berbagai tantangan.
Menurut Hendrikus, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya sumber daya manusia di Indonesia yang kompeten di bidang data centre dan kompetisi yang amat tinggi dengan negara tetangga.
“Kekurangan talent dan negara tetangga yang sangat kompetitif menjadi tantangan kami,” ujarnya.
Walaupun begitu, Hendrikus tidak berkecil hati.
“Kami hanya menyediakan fasilitas tapi keamanan dan privasi customer sangat terjaga karena hanya customer yang tahu,” kata dia.
STT GDC Indonesia menjanjikan keamanan yang sangat ketat dan menjamin kerahasiaan data karena ada MoU yang mengikat antara perusahaan tersebut dengan perusahaan pelanggan.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan infrastruktur serta keamanan yang dibangun menghabiskan lebih dari Rp 1 triliun.
“Kami tidak bisa menyebutkan nominalnya secara detail tapi yang pasti pembangunan data centre ini menghabiskan lebih dari Rp1 T,” jawab Hendrikus saat ditanya nominal pembangunan STT Jakarta 1.
Dengan adanya kerja sama antara STT GDC Indonesia dengan APJII, diharapkan ekonomi digital di Indonesia bisa maju.
Reporter: Syahra Maharani