Didaktika

Film Animasi Si Warik, Praktik Baik Kampus Merdeka Vokasi

Akhirnya film “Si Warik The Movie: Ladang Terakhir”, film animasi pendek 3D berdurasi 20 menit tayang perdana. Si Warik menjadi salah satu praktik baik kolaborasi antara mahasiswa Program Studi (Prodi) D-4 Animasi Udinus dengan Manimonki Studio sebagai mitra industri.

Hingga saat ini sudah ada enam episode film animasi yang dihasilkan dengan total dana sebesar Rp 359,8 juta dari program Matching Fund Vokasi 2022. Film bermuatan lokal yang dikemas dengan format Dolby 5.1 surround sound ini akan ditayangkan di bioskop-bioskop XXI di sejumlah daerah di Indonesia. Film Si Warik bakal dirilis untuk umum pada 15 Februari 2023 di Semarang, Jawa Tengah.

Film Si Warik diproduksi dengan dukungan dana padanan atau matching fund dan menjadi salah satu praktik baik dari program Kampus Merdeka Vokasi. “Cerita back story-nya keren banget. Jadi, ide dan kreativitas mahasiswanya jelas. Ini makanya kita support program Matching Fund dan Kedaireka, yaitu untuk menciptakan karya seperti ini,"ujar Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim usai menonton Si Warik di Jakarta, kemarin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Nadiem, ada 20-an mahasiswa di Udinus dan empat dosen yang terlibat dalam pembuatan film Si Warik. "Sebenarnya bujetnya nggak besar, tapi bisa menciptakan film dengan kualitas animasi yang sangat baik. Ini menurut saya adalah suatu pencapaian yang luar biasa,” kata Nadiem kemudian.

Nadiem mengatakan bahwa program Kedaireka bertujuan mencetuskan ribuan proyek yang melibatkan mahasiswa perguruan tinggi vokasi. Platform Kedaireka membuka wadah kolaborasi agar proses invensi dan inovasi dapat bergerak lebih cepat ke sebuah produk yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas.

Dalam merealisasikan sebuah proyek bersama, mahasiswa tidak hanya belajar, melainkan juga mengerjakan suatu karya nyata dan memiliki pengalaman yang menantang, seperti produksi film animasi Si Warik. “Saya berterima kasih kepada Dirjen Pendidikan Vokasi, Kedaireka, Udinus, serta mahasiswa dan dosen yang terlibat.Semuanya luar biasa,” katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa Kemendikbudristek melalui mendukung transformasi pendidikan vokasi dengan berbagai kebijakan, salah satunya dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Vokasi. “Jadi, kami mendorong mahasiswa bersama dosen untuk mengeksplorasi sumber-sumber belajar di luar kampus," tuturnya.

Tidak hanya dukungan pendanaan, lanjut Kiki, Ditjen Pendidikan Vokasi juga meminta perguruan tinggi untuk memberikan 20 SKS kepada mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan Matching Fund dan Kedaireka selama satu semester. Ia berharap seluruh mahasiswa vokasi semakin berani untuk mencoba dan mengekplorasi bakatnya serta berkarya secara produktif. “Tidak masalah berbuat kesalahan atau hasilnya belum sempurna, dengan begitu kita bisa memperbaiki dan menyempurnakan. Saya senang dan bangga dengan keberanian mereka berkarya,” tutur Kiki.

Sementara itu Rektor Udinus Edi Noersasongko mengatakan bahwa produksi film animasi “Si Warik” melibatkan 21 mahasiswa Prodi D-4 Animasi Udinus, enam alumni, dan dosen Prodi Animasi sebagai supervisor, selain melibatkan tiga orang dari Manimonki Studio sebagai mitra industri.

Sebagai bagian dari program Matching Fund Vokasi, menurut Edi, produksi film animasi ini sangat dirasakan dampaknya terhadap soft skills dan hard skills mahasiswa Udinus yang meningkat signifikan. Mahasiswa mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pengembangan intellectual property (IP) dan terlibat dalam produk animasi dengan standar industri. “Studio animasi kami berkembang menjadi bengkel animasi sekaligus sebagai kawah candradimuka dalam mengasah soft skills dan hard skills,” kata Edi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image